Jumat, 13 Desember 2013

FACT HUNHAN COUPLE EXO

FACT HUNHAN COUPLE EXO

Annyeong Chingu *Bow
sebelumnya aku minta maaf karna belum bisa ngelanjutin ff Love Rain tp kemungkinan akan segera aku post dan ada satu ff one shot yang juga aku mau post di blog ini..............
untuk sementara aku akan bahas topik diluar Ipop karna aku sendiri Kpopers kita bahas tentang Kpop
sekilas fact nyempil yang mungkin semuanya udah pada tau. aku vbakalan bahas tentang BoyGrup korea yang saat ini sedang naik daun dan kebetulan juga bias aku
aku bakalan bahas mengenai Couple di Grup Ini, Couple yg fenomenal dan paling romantis sepanjang masa dunia dan akherat...



baiklah langsung ke fact ...............


cr: ummadera

Fakta HunHan (Sehun dan Luhan) EXO Couple 


1. Hunhan adalah singkatan dari Sehun dan Luhan
2. Mereka sama-sama lahir dibulan April. Sehun tanggal 12 April 1994 sedangkan Luhan tanggal 20 April 1990.
3. Hunhan adalah member terhangat dibanding yang lainnya.
4. Sebelum debut, trainee yang lainnya ngira kalo Sehun sama Luhan adalah kakak adik
5. Sewaktu trainee Sehun pernah marah dan tidak mau berbicara dengan siapapun kecuali sama Luhan.
6. Mereka selalu berpegangan tangan *contohnya ni di airport..



7. Saat ulang tahun Luhan, Sehun bilang, "Aku sangat mirip dengan Luhan hyung kan?" terus dia memeluk Luhan. Habis itu dia bilang "Luhan hyung, selamat ulang tahun. Dia adalah hyung yang baik untukku. I Love You"
8. Dimanapun EXO-K dan EXO-M satu panggung, pasti ada Hunhan moment.
9. Luhan dapat berbahasa Korea layaknya warga Korea.
10. Pas di Disneyland, hairstyle Luhan yang Apple Hair itu adalah maha karya dari Sehun, Awalnya Luhan bilang kalau itu jelek, tapi dia tidak merubah sedikitpun hasil karya itu.
11. Masih di Disneyland, Luhan itu takut naik wahana, makanya dia sempet ngomelin Sehun sampai sampai Sehun jadi lengket ke Tao. Padahal tujuan Luhan ngomelin itu supaya Sehun mau nemenin dia yang takut naik wahana.
12. Sehun bilang : "Seya rasa, saya menyukai sosok Luhan"
13. Luhan bilang : "Ketika pertama saya melihat Sehun, ia terlihat seperti anak kecil dan masih sangat muda. Tetapi setelah melakukan interaksi dengannya, ternyata Sehun itu sangat peduli dan perhatian"
14. Saat showcase di Cina, Luhan pake sarung tangan putih ditangan kirinya dan pasangannya dipake sama sama Sehun. *so sweet banget..
15. Sehun suka video call sama Luhan kalo Luhan lagi di Cina.
16. Pesan video Sehun untuk Luhan. "Little deer, we haven't drank bubble tea together for a long time alredy. Let's go drink some bubble tea and have a chat soon. I always love you. Saranghaeyo hyung ^^"
17. Member lain ngetawai Sehun waktu dia ngirim pesan video ke Luhan. Terutama Kai yang ketawa paling geli XD
18. Sehun dan Luhan sama-sama jago ngedance.
19. Sehun mengungkap kalau digrup ia sngat menyukai Lu Han.
20. Luhan dan Sehun membeli bubble tea tiap hari.
21. Pemilik toko bubble tea tempat di mana Sehun dan Luhan datang mengatakan bahwa mereka datang sering memesan bubble tea dan selalu mengambil tempat di bagian belakang toko.
22. Kalo Luhan suja Taro Bubble Tea, Sehun suka Choco Bubble Tea.
23. Chanyeol merupakan "Hunhan Shipper".
24. Baekhyun bilang dia mirip sama Luhan, trus Sehun langsung menjawab bahwa ia yang lebih mirip.
25. Waktu Suhu bilang kalo dia suka sama Luhan sejak pandangan pertama, Sehun langsung noleh dan melotot ke Suho. *cemburu ya? XD
26. Saat perayaan ulangtahun Tao mendapatkan ciuman dari Sehun, dan Sehun juga mencium Luhan.
27. Jika Sehun sedang makan enak di Korea, dia akan selalu teringat Luhan yang nan jauh di Cina sana.
28.  ,Sehun, "Luhannie hyung mempunyai wajah yang cantik, dia bisa menari dengan baik, bernyanyi dengan baik, dan dia sangat imut"
29. Waktu di WKorea Photoshoot Live, Sehun sama Luhan nggak terpisahkan.
30. Sehun juga yang paling semangat kalo ngeliatin Luhan main rubik.
31. Sehun : "Luhan hyung is always nice to me. And even though his age is bit old, it doesn't show in his appearance. Also he's good looking and cute. He can also dance well and sing well. He's great!!".
32. Luhan sama Sehun suka banget duduk berdekatan kalo EXO lagi satu panggung. *lengket banget XD
33. Jika ada member lain yang dekat dengan Luhan dan dia tidak, apalagi hingga berinteraksi dengan Luhan maka Sehun akan menunjukkan ekspresi ketidak sukaannya secara gamblang. *Sehun oppa, jangan seperti itu ya kalau aku lagi pacaran sama Luhan oppa XD
34.  Kai sangat mendukung HunHan couple. *Kai oppa, dukung juga aku sama Luhan oppa ya?
35. HunHan couple sering dijadikan sebagai lelucon di kalangan anggota karena kedekatan mereka.
36. Kata Tao, satu-satu cara agar membuat Luhan dewasa yaitu dengan membawa Sehun disampingnya. *Tao oppa, kenapa gak bawa aku aja?
37. Saat Sehun ditanya apakah dia menyangi Luhan, dia langsung menjawab "Ya, I Love Him" dengan tegas.
38. Jika Sehun tidak menyadari keberadaan Luhan, maka Luhan sangat sedih dan berusaha mendapatkan perhatian Sehun sampai Sehun melihat ke arahnya.
39. Sehun itu banyak bicara, biasanya member lain akan malas mendengar celotehannya, namun Luhan akan mendengarkannya dengan sabar meskipun ia tidak menangkap sepenuhnya apa yang Sehun bicarakan.
40. Waktu ditanya "Siapa member EXO M yang dekat dengan kalian?" Suho bilang, semuanya dekat tapi Sehun sangat dekat dengan Luhan. Trus Baekhyun nyaut, "Sebenarnya dia sedang jatuh cinta pada Luhan".
41. Sehun punya impian bernyanyi bersama Luhan, tapi sayangnya dia lebih sering ngedance bersama Kai.
42. Baekhyun pernah membuat Sehun menangis hanya karena Baekhyun ters mengatakan "Aku dan Luha mirip".
43. (Disneyland) Ketika D.O menyentuh Sehun, Luhan yang melihatnya langsung menyeret Sehun dari D.O seakan-aka D.O seorang stranger.
44. Ketika Tao's Birthday Party, Sehun memeluk Luhan dan berbisik "Hyung, Saranghae"
45. Luhan akan selalu menuruti Sehun sampai Sehun meminta Luhan mengikuti gerakan Sehun.
46. Sehun bakal jadi seneng kalau disuatu acara lagi ngomongin Luhan.\
47. Di Youku Live chat, Luhan bilang gini "Sehun-ah, hari ini adalah hari ulang tahunmu. Aku harap kau selalu bahagia dan diberkati ditahun ini. Jika ada sesuatu yang membuatmu cemas, beritahu aku. Hyungmu" *Hwaaa perhatian banget. aku jadi iri sama Sehun oppa.
48. Waktu EXO M ditanya "Apa kalian tahu 12 April itu hari apa?" dengan cepat Luhan langsung jawab "Ulang tahun Sehun".
49. Saat interview Yinyuetai, Luhan ngirim pesan ke Sehun "Sehun-ah, take care of your health there"
50. Kalau Luhan salah bicara dalam bahas Korea, maka Sehun akan segera mengoreksinya.
51. Salah satu topi milik Sehun merupakan pemberian Luhan dari Cina.
52. Setiap ditanya hubungan EXO M dengan EXO K, Luhan selalu kebagian buat ngejelasin tentang Sehun dan begitu juga sebaliknya.
53. Luhan jarang menggunakan make up tebal karena Sehun selalu bilang, "Kau sudah tampan".
54. Sehun dan Luhan sama-sama memiliki wajah yang innocent.
55. Kalo EXO M ada Luhan dan Kriss, di EXO K Sehun terpilih sebagai "Men with perfect Features" dan yang memilihnya ternyata adalah fans Luhan.
56. (Disneyland) HunHan berebut kaca, tapi akhirnya Luhan ngalah dan memilih ngaca di kaca mobil.
57. Sehun membelikan sebuah gantunga rusa "Bimbi" untuk Luhan di Londen.
58. Jika Sehun berjalan terlalu cepat, maka Luhan akan menarik baju Sehun agar Sehun menunggunya.
59. Sebaliknya, jika Sehun berjalan dibelakang Luhan, maka ia akan terus menolehkan kepalanya ke belekang dan berjalan lebih lambat agar Sehun bisa berjalan beriringan dengannya.
60. Sewaktu trainee Sehun dan Luhan adalah roomate.
61. Sehun dan Luhan sama-sama narsis.
62. Jika ada masalah di EXO M, tak seorang pun yang memberi tahu Sehun dan mereka menunggu Luhan untuk memberitahunya karena Sehun akan berubah murung.
63. Sehun selalu berharap agar dia bisa berbahasa Mandarin dengan Fluent agar dia bisa berkomunikasi lebih banyak denag Luhan.
64. Chanyeol merupakan member yang mendukung HunHan, dia menyebut HunHan = SeLu.
65. Sehun dan Luhan suka naro lengan mereka dibahu satu sama lain.
67. Kai selalu mengejek reaksi Sehun kalau ada fans yang memanggil nama "Luhan".
68. Saat Sehun ulang tahun, MC selalu nunjuk Luhan untuk mengucap selamat ulangtahun kepada Sehun.
69. Sehun lebih memilih Luhan daripada Choi Ji Woo.
70. Kai sering banget ngolokin Sehun saat ada fans yang berteriak "Luhan!!!" ke dia karena Sehun akan menjadi salah tingkah dan malu-malu.
71. Member lain akan terbiasa "dikacangin" Sehun kalau dia udah sama Luhan.
72. Sehun sempat bilang kalau Luhan tak punya kekasih. Lalu Luhan langsung menjawab "Kalau begitu kau saja yang jadi kekasihku".
73. Baekhyun dan Chanyeol gak pernah berani lagi ngerjain Luhan, karena itu sama artinya dengan membuat Sehun mogok latihan.
74. Ketika fans bertanya pada Sehun siapa saja member yang pernah dia cium, salah satu jawaban Sehun yaitu Luhan. Selain Baekhyun, Chanyeol, Suho dan D.O.
75. Mereka berdua dulunya sama-sama ulzzang.
 Nih beberapa foto HunHan..





























Jumat, 02 Agustus 2013

Fanfiction S4 & SOS (LoveRain) Part#3





annyeong chingudeul aku kembali lagi, setelah beberapa minggu gak nge-pos di blog ini
ok! sekarang ke inti permasalahan saja .

untuk ff love rain pt3 belum bisa aku post karna ada masalah di ff itu sehingga perlu banyak perubahan .
tapi kalau bisa secepatnya akan aku post dan itu sebelum lebaran dan juga mungkin bukan hanya pt3 saja tapi ada pt4 dan pt5 nya.. mohon untuk chingudeul menunggu sebentar .

terimakasih untuk waktunya, jangan lupa sering2 mampir ke blog ini ya chingu :)

Selasa, 16 Juli 2013

Fanfiction S4 Dan S.O.S (OneShot)


Posted by : Quiteries
           
 

Tittle : A Friend’s Confession
Cash : Alif S4, SOS yeye .

Sub Cash : Jeje S4, SOS JL
Genre : Friendship & Romance
Leght :OneShot
Rating :PG- 15
Disclaimer : Terinspirasi dari berbagai Drama. Repley 1997 ,2AM – A Friend’s Confession
.P.S : cerita ini hanyalah fiktif belaka. DiCopas dari ff MyugZy. Semua cash hanyalah milik keluarga manajement dan tuhan YME. Tp alif dan jejej milik author ^^ .hati-hati akan ada banyak typo ..
Author : _

                         
                                               HAPPY READING .

                                                         ***

“Alif~Ya , Alif~ya “
Alif yang sedang sibuk membaca diktat kuliahnya dengan malas mendongak ketika yeye berkali-kali menyikut lengannya.
“Ada apa?” tanya laki-laki itu dengan tampang cenberut,ia paling benci jika kegiatan membacanya diganggu oleh orang lain, termsuk sahabatnya sendiri, Yeye.
“kau lihat laki-laki yg baru saja masuk ke kafetaria?” bisik yeye dengan bersemangat, “yang memakai kaos hitam adidas.. “

Alif memandang kesekeliling, kemudian tatapannya tertuju pada laki-laki bertubuh tinggi tegap, dengan kaos hitam adidas. Dan tas ransel berwarna abu-abu yg sedang mengantri membayar makanan di kasir kafetaria.
“ya. Aku lihat kenapa?”
“kau masih bertanya kenapa?” kata yeye dengan nada syok berlebihan “apa kau tak bisa melihat betapa kerennya dia? Ya tuhan, dia makhluk terkeren yang pernah ada di kampus ini. “

Alif memutar bola matanya, sahabatnya itu selalu bersikap berlebihan jika mengomentari laki-laki tampan. Terkadang alif masih heran, mengapa sahabatnya yg bisa dibilang terlalu mudah dibuat terpesona oleh laki-laki ini masih saja memutuskan tidak memiliki pacar, atau minimal mengincar seorang laki-laki. Sampai saat ini. Padahal yeye bisa dikategorikan memiliki wajah yang cantik dan kepribadian yang menyenangkan, tipe gadis yg disukai hampir semua laki-laki .
“ bukankah dia. Jefri gurusinga si mahasiswa baru itu?”
“Bingo, ternyata jika dilihat dari jarak dekat dia benar-benar tampan, keren dan karismatik.kenapa ya dia tidak masuk ke kampus sejak awal tahun ajaran baru? Pasti aku akan semangat berangkat kuliah, bukannya mencari-cari alasan untuk membolos seperti selama ini.” Kata yeye sambil menumpangkan dagunya di tangan tanpa melepaskan pandangan kearah jefri.

Alif melirik yeye dengan tatapan kesal,
“bukannya kau yang mengomel-omel sendiri ketika junior kita kemarin mengejar-ngejar jefri gurusinga dan berkumpul di parkiran ketika laki-laki itu akan pulang? Kupikir kau sama saja, yeye, kenapa kau tidak bergabung dengan mereka saja? Sepertinya mereka masih akan berkumpul di parkiran siang ini. Kaalu perlu kau siapkan pompom dan yel-yel untuk menyambut jefri.pasti akan meriah”

Yeye meraih buku yang tadi dibaca alif kemudian memukulnya ke kepala laki-laki itu.
“tentu saja berbeda,” bentak yeye “aku adalah gadis berharga diri tinggi. Tidak mungkin aku bertindak seberlebihan dan sekonyol junior kita itu . aku hanya mengagumi jefri  dan akan menyimpan rasa kagumku ini dalam hati” yeye mengakhiri kata-kata sok puitisnya itu dengan memasang ekspresi sendu yang menurut alif sangat menjijikan.
“melihatmu mengagumi laki-laki dengan cara berlebihan seperti itu selalu membuatku ingi muntah.” Gumam alif sambil mengelus-elus kepalanya yang sakit setelah dipikul yeye.
“YAKKK!!!!! KAU BENAR-BENAR INGIN MA...”
“maaf aku menyela pertengkaran kalian, tapi bolehkah aku duduk disini ? kursi lain di kafetaria sudah penuh.”
Alif yang sudah memejamkan mata  siap mendapatkan pukulan membabi buta yeye membuka mata. Terdengar suara buku yang jatuh membentur lantai. Sepertinya yeye menjatuhkan bukunya saking syoknya.

Bagaimana gadis itu tidak syok jika jefri gurusinga yang baru saja ia puji-puji kini berdiri dihadapan mereka berdua?

                                                            ***
Jefri yang awalnya biasa saja dan mulai memakan makan siangnya dengan tenang lama-lama merasa aura disekitarnya terasa tidak nyaman. Laki-laki itu mendongok ,menatap dua orang yang diam dan saling bertukar lirikan sadis. Didepannya.

Jefri berdeham “apa keberadaanku disini mengganggu kalian ?”

 Tak ada jawaban
“jika aku memang mengganggu, aku akan pindah. Sepertinya kafetaria juga mulai sepi. Jujur, melihat dua orang berpacaran yang sedang bertengkar membuatku cukup rikuh.”
“SIAPA YANG BERPACARAN?!”
 Jefri tersentak kebelakang mendengar teriakan dua orang didepannya. Orang-orang yang masih berada di kafetaria menoleh kearah mereka dengan tatapan ingin tahu.
“maafkan kami jika membuatmu kaget ” kata yeye sambil memansang senyum termanisnya
“tentu sajaa aku bukan pacarnya. Mana mungkin aku mau berpacaran dengan laki-laki jelek,aneh,menyebalkan, dan sinting seperti dia .”
Alif sudah akan menyela tetapi yeye menginjak kakinya dengan keras, membut laki-laki itu meringis kesakitan tanpa suara.
“kau tidak apa-apa?” tanya jefri kepada alif
“sudah ku bilang kan, dia memang aneh, sering meringis tak jelas seperti itu,” jelas yeye
“ngomong-ngomong kita belum kenalan, aku yedi yelia. Kau bisa memanggilku yeye.”
“jefri gurusinga. Biasa dipanggil jeje .” jeje membalas uluran tangan suzy dan menjabatnya dangan bersahabat.
“dia alif rizky.” Yeye memperkenalkan alif “temanku sejak kecil.”
Beberapa menit berlalu, yeye dan jeje sudah mengobrol banyak. Mengabaikan alif yang bagaikan obat nyamuk diantara mereka.

Alif melirik yeye. Gadis itu tampak berusaha memperlihatkan sebanyak mungkin daya tariknya di depan jeje. Memasang mimik serius ketika laki-laki itu bercerita, tertawa dengan sok dimerdu-merdukan menanggapi candaan jeje yang menurut alif sama sekali tidak lucu dan bercerita kepada jeje dengan bersemangat. Oh,ya satu lagi, yeye tidak lupa menceritakan beberapa aib alif kepada jeje . menyebarkan aib jeje memang sudah menjadi hobi gadis itu, bahkan sejak mereka masih kecil.

Lihat saja yedi yelia, aku akan membuatmu menyesal setelaah ini .

“jam berapa sekarang? Jaam tanganku tertinggal di dasbor mobil,” tanya jeje kepada yeye.”
“swkarang pukul satu kurang sepuluh menit.” Jawab yeye “wae?”
“maaf, sepertinya aku harus segera pergi,” kata jeje dengan ekspresi menyesal “aku ada janji dengan seseorang, senang sekali bisa makan siang bersama kalian. Semoga lain kali kita bisa bertemu lagi.”
“gwenchana.” Sahut yeye “hati-hati di jalan jeje”

Jeje tersenyum kemudian berdiri dari kursi yang ia duduki. Baru berjalan dua langkah, laki-laki itu berjalan kembali ke meja yeye dan alif.
“apa ada yang tertinggal?” tanya yeye
Jeje berdeham. Raut wajahnya tampak gugup, “Em. . boleh aku minta nomer ponselmu?”

Yeye membelalakan matanya. Kentara kaget sekali, “nomer ponselku?”
Jeje mengangguk sambil memasang senyum malu.
Yeye dengan cepat meraih kertas dan pena yang tergeletak di meja. Buru-buru menuliskan nomornya, kemudian menyodorkan kertas itu kepada jeje.
“terimakasih”
“sama-sama,” sahut yeye sambl tersipu malu.

“ya tuhan, mimpi apa aku semalam ?” kata yeye dengan tatapan menerawang sepeninggal jeje.
“kau berlebihan yeye.”
 Yeye menoleh kearah alif dengan tatapan berbunga-bunga kemudian memeluk sahabatnya itu.
“seorang jefri gurusinga, mahasiswa baru di kampus kita yang menjadi incaran banyak gadis. Memutuskan duduk semeja dengan kita, mengajakku ngobrol lalu meminta nomor ponselku. Bahkan ini baru pertemuan pertama. Aku benar-benar beruntung,” seru yeye tepat di telinga alif.
“yeye . . . lepaskan pelukanmu. . . kau mem . .membuatku sesak . . dan tolong jangan .. berteriak tepat . . di telingaku” kata alif terbata-bata. Laki-laki itu berusaha mendorong yeye tapi gadis itu memeluknya dengan benar-benar erat.

“KYA!!! ALIF RIZKY AKU BAHAGIA SEKALI.!!!”

                                                     ***

“ apa kau marah padaku?” tanya yeye sambil melirik alif yang duduk disampingnya. Sepanjang perjalanan pulang dari kampus munuju rumah mereka, alif mendiamkannya dan tidak menanggapi apapun yang dikatan yeye.
“tidak.” Sahut alif pendek.
“tapi rauh wajahmu mengatakan ‘iya’ alif rizky.” Kata yeye sambil terus memfokuskan pandangan matanya ke jalan didepannya . hari ini adalah jatah yeye menyetir mobil. Alif dan yeye sering berangkat atau pulang kampus  bersama-sama dengan mobil alif. Terkadang yeye menawarkan didi untuk memegang setir karena gadis itu ingin memperlancar kemampuan menyetirnya

“kau sangat menyebalkan tadi.” Kata alif ketus.
Yeye tertawa, “bukankah setiap hari memang kau mengatakan aku gadis yang menyebalkan?”
“memang”
“atau jangan-jangan kau cemburu padaku?”
 Alif menoleh kearah yeye dengan raut terhina .”apa yang kau katakan? Cemburu padamu? Yang benar saja “
“bisa saja kau diam-diam menyukaiku.” Kata yeye “selama ini kau tak pernah menceritakan gadis yang kau sukai padaku.”


Alif mendorong kepala yeye pelan “aku hanya ingin fokus pada studiku. Makanya aku tidak ingin memikirkan gadis manapun, ini belum waktu yang tepa. Lagi pula standarku sangat tinggi . tidak sepertimu yang sedang mudahnya mengatakan setiap laki-laki yang kau temui tampan.”
“sepertinya kau sudah tidak marah padaku,” kata yeye sambil mengulum senyum.
“oh ya? Percaya diri sekali kau”
Yeye mengetuk-ngetukan telunjuknya ke dagu, “bagaimana jika setelah ini kta mampir ke honey pott? Biasanya segelas espresso gratis bisa membuat mood alif rizky jauh lebih baik”..
Alif melirik yeye kemudian tersenyum  “baiklah, aku menyerah.”

                                                              ***

“dua ice espresso,” alif menyebutkan pesanannya kepada pelayan. Setelah pelayan itu pergi. Laki-laki itu menoleh keyeye yang duduk disampingnya sambil berkutat dengan tab nya.
“tim basket SMA kita akan mengadakan pertandingan pekan depan. Bagaimana jika kita menonton?” ajak yeye sambil menyimpan tab nya ke dalam tas
“pekan depan? Aku tidak bisa memastikan menonton atau tidak , tugasku banyak sekali yeye.” Kata alif
“oh ayolah, kita sudah lama tidak menonton.lagipula menonton pertandingan basket tidak lama kan? Setelah menonton kita bisa langsung pulang tanpa mampir kemana-mana.”
“silahkan ini pesanan anda,” seorang pelayan datang membawakan pesana mereka. Yeye langsung mengambil segelas espresso dan menyeruputnya.
“ pokoknya kau harus bisa,” kata yeye dengan mulut penuh espresso dan krim yang belepotan di sekitar mulut.
“aissh, kau ini jorok sekali,” omel alif sambil mengambil tisu dari meja kemudian membersihkan krim diwajah yeye “ iya aku akan menemanimu nonton. Kau puas?”
“nah itu baru sahabat yang baik.” Kata yeye senang
“ngomong-ngomong aku jadi teringat drama ‘secret garden’ kata yeye lagi “saat adegan ha ji won dan hyun bin minum kopi bersama disuatu caffe. Saat itu ada krim yang tersisa diatas mulut ha ji won lalu hyun bin menciumnya sambil membersihkan krim itu.”
“ lalu?”
“mungkin jika tadi d meja tidak ada tisu kau pasti akan menciumku untuk membersihkan krim yang belepotan di wajahku.”

Alif mendorong yeye sampai gadis itu hampir membentur jendela “ kau sinting ya? Menciummu untuk memebrsihkan krim yang belepotan di wajahmu? Membayangkannya saja sudah membuatku cukup jijk.”
 .yeye menegakan diri kemudian mengepalkan kedua tangannya didepan dada dengan mata berbinar-bina “ah, mungkin jika nanti jeje mengajakku kencan aku akan memesan espresso. Menympan tisu yang disediakan dimeja, membuat sekitar mulutku belepotan krim, lalu dia berinisatif menciumku. Ide yang brillian sekali kan?
 
Alif menghela nafas kemudian menatap sahabatnya dengan ekspresi tak terbaca
                                                          ***


---
A Week Later

“hai noona manajer”
Yeye menoleh dan mendapati seorang gadis melambai-lambaikan tangan kearahnya. Yeye mengerutkan keningnya kemudian tersenyum dan berlari kecil menghampiri gadis itu. Kedua gadis itu berpelukan lalu tertawa bersama

“ Aku benar-benar merindukanmu, JL .”
Kata yeye sambil mengguncang guncang tubuh JL
“Aku juga” balas JL sambil tersenyum “kau datang kemari bersama siapa?”

Yeye menoleh kemudian melambai kepada seorang laki-laki yang berjalan memasuki gerbang sekolah, “alif, aku disini”

Alif yang mendengar suara yeye berlari menghampiri gadis itu.
“masih ingat kepadaku?” tanya JL sambil mengulurkan tangan.

Alif tampak berfikir sebentar kemudian menyambut uluran tangan JL, “JL?”
“tepat sekali”
Ketiga orang itu akhirnya sibuk bertukar kabar dan cerita.

Dulu alif adalah kapten tim basket SMA nya, sementara yeye adalah manajer tim dan JL adalah anggota cheerleaders. Setiap SMA mereka mengadakan pertandingan basket, akan banyak alumni yang datang. Selain untuk menonton, mereka juga menjadikan pertandingan basket sebagai ajang reun kecil-kecil lan.
“ apa kalian sudah resmi berpacaran?”
 Yeye dan alif bertukar pandangan kemudian menggeleng.
“kami masih bersahabat seperti dulu,” jelas alif
“aku heran pada kalian. Kalian sudah sangat dekat sejak masuk SMA hingga sekarang setelah dua tahun kita lulus dari sekolah ini, dan tak ada perkembangan sama sekali untuk hibungan kalian?” tanya JL tak percaya.
“memangnya apa yang kau harapkan? Hubungan kami memang hanya bersahabat.” Yeye menegaskan kata-kata alif barusan.
JL mengangkat bahu “baiklah, terserah kalian saja. Oh ya lima belas menit lagi pertandingan dimulai, ayo masuk.”

                                                        ***

Pertandinga lima belas menit lagi dengan tuan rumah memimpin perolehan skor

Yeye yang sedang fokus memperhatikan permainan sambil memakan popcorn yang ia beli dari penjaja makanan sebelum pertandingan, mendadak terbatuk-batuk.
“kenapa?” tanya alif
Yeye menunjuk gelas plastik berisi soda yang dibawa alif  masih sambil terbatuk-batuk. Alif yang mengerti maksud yeye mendekatkan sedotan ke mulut yeye dan membiarkan gadis itu menyeruput minumannya.
“wah, sahabat yang manis sekali,” goda JL  yang duduk disamping yeye

yeye dan Alif sama-sama menatap JL dengan tatapan berhenti-menggoda-kami-terus-terusan.
“Oke, oke. Aku sudah pernah bilang belum kalau kalian memiliki tatapan sadis yang mirip?”
“JL!”
“Dan bahkan kalian bisa menyebutkan namaku secara berbarengan. Chemistry yang kuat sekali bukan?”
Yeye sudah bersiap akan melempari JL dengan popcorn ketika seseorang datang dan berdiri tepat dibelakang JL.
JL yang merasakan kehadiran seseorang dibelakangnya menoleh lalu berbalik lagi menghadap Yeye dan Alif dengan senyuman lebar, “Tidak apa-apa kan jika sepupuku ikut bergabung? Kenalkan, namanya Jefri gurusinga atau jeje.”
***
 “Memang Jeje selama ini kuliah di luar negeri, tapi aku benar-benar tidak menyangka dia akan satu kampus dengan kalian. Kami berdua juga baru bertemu kemarin dan aku iseng-iseng mengajaknya menonton pertandingan basket SMA kita, meskipun akhirnya dia juga tiba telat sekali.”
“Mmm,” gumam Alif. Sama sekali tidak memiliki minat untuk menanggapi lebih panjang lagi. Seusai pertandingan basket yang berakhir dengan kemenangan tuan rumah, Yeye, Alif, Jeje dan JL memutuskan untuk makan di sebuah cafĂ© terdekat. Alif, yang sebenarnya ingin langsung pulang untuk mengerjakan tugas kuliahnya, tak bisa menolak karena jeje, JL, dan bahkan Yeye memaksanya untuk bergabung.
Orang-orang yang melihat mereka mungkin mengira mereka adalah dua pasang kekasih yang akan melakukan double date. Tapi kenyataannya, acara makan mereka hanya didominasi oleh Yeye dan Jeje yang asyik mengobrol. Mengabaikan kehadiran JL dan Alif disana.
“Aku baru tahu kalau kalian bertiga ternyata sekampus dan sudah saling mengenal,” ujar JL pelan sehingga hanya Alif yang duduk didepannya sajalah yang mendengar ucapannya.
“Dia mahasiswa baru di kampusku,” sahut Alif pendek.

“Kau tidak diabaikan sendiri kawan. Ada aku juga disini,” hibur JL.
“Kami pernah makan bertiga dan aku juga diabaikan. Sendirian.”
“Sebenarnya kalian bertiga sudah saling mengenal berapa hari sih? Bahkan kalian sudah pernah makan bersama,”
Alif menghela nafas. Sebenarnya ia malas menanggapi ocehan JL. Tapi sepertinya opsi mengobrol berdua bersama gadis itu lebih baik daripada ia hanya jadi patung diantara dua orang yang menganggap dunia hanya milik berdua.
“Seminggu,”
“Ngomong-ngomong,” JL merendahkan suaranya, seakan-akan tidak ingin Jeje yang duduk disampingnya dan Yeye yang duduk disamping Alif mendengarkan apa yang ingin ia ucapkan “Jeje kemarin bercerita padaku bahwa ia tertarik pada seorang gadis yang baru ia temui di kampus barunya. Aku curiga jika gadis itu adalah yeye.”
“Sepertinya begitu. Bahkan sepupumu itu meminta nomor ponsel yeye di pertemuan pertama mereka.”
JL mengatakan kata ‘wow’ tanpa mengeluarkan suara.
“Lalu apa yang akan kau lakukan?” tanya JL
“Memangnya apa yang harus aku lakukan?”
JL menarik nafas, “Aku sudah tahu sejak lama kalau kau menyukai yeye. Jangan berusaha mengingkari hal itu padaku, oke? Perasaanmu padanya sangat jelas terbaca olehku. Dan aku peringatkan padamu, jeje adalah pria yang bergerak cepat. Jika ia sudah menyukai seorang gadis ia tak akan menunggu waktu lama untuk meminta gadis itu jadi pacarnya.”
“Kalian sedang apa? Acara bisik-bisik kalian mencurigakan sekali,” sela yeye sambil memandang alif dan JL bergantian.
“Kami hanya bernostalgia kecil, bukan begitu?” kata JL sambil menoleh ke Alif.
Alif mengangguk cepat.
“Jahat sekali kalian tidak mengajakku,” kata yeye dengan nada sedih “JL, maukah kau menemaniku ke kamar kecil?”
“Baiklah.”
Setelah yeye dan JL pergi, jeje menggeser posisi duduknya sehingga berhadap-hadapan dengan alif.
“Aku minta maaf tidak melibatkan kau dan JL dalam obrolan kami,” ucap jeje.
“Tidak masalah,” kata alif “Aku dan JL juga memiliki bahan obrolan sendiri.”
“Sahabatmu adalah gadis yang menarik.”
Alif mendongak “Maksudmu, Yeye?”
“Siapa lagi? Aku sudah tertarik padanya sejak pertama kali kita bertemu di kafeteria. Dia cantik, menyenangkan untuk diajak bicara dan memiliki selera humor yang bagus.”
“Oh,”
“Sudah berapa lama kau mengenal Yeye?”
“Aku mengenalnya sejak di sekolah menengah pertama. Dia dulu murid pindahan dari amerika di sekolahku,” jelas alif dengan suara yang berusaha dibuat terdengar senormal mungkin. Entah mengapa, ia merasa ada sesuatu yang menyumbat di tenggorokannya. Membuatnya susah untuk bicara dengan benar.
jeje mengangguk-angguk, “Apa kau menyukainya?”
alif meraih gelas orange float didepannya kemudian menyeruputnya pelan, “Jika aku menyukainya aku mungkin sudah menembaknya sejak lama.”
“Bagaimana menurutmu jika aku memintanya menjadi pacarku?”
alif hampir saja menyemburkan orange float yang ia minum mendengar apa yang dikatakan jeje. Pacaran? Bahkan yeye dan jeje baru berkenalan seminggu.
“Apa itu tidak terlalu cepat?”
“Harus tunggu apa lagi?” kata jeje sambil mengaduk kopinya “Aku menyukainya sejak pertama kami bertemu dan dia juga sepertinya tertarik padaku.”
“Hai, apakah kami terlalu lama?” sapa yeye yang baru saja tiba dari kamar kecil.
“Oh, tidak sama sekali,” jawab jeje.
“Teman-teman ini sudah malam, bagaimana jika kita lekas pulang?” usul JL sambil mengamati jam tangannya.
jeje dan yeye mengangguk sambil lekas berdiri sementara alif masih bersandar di jendela kafe. Seakan-akan tidak mendengar ajakan JL untuk pulang.
“Kau mau pulang tidak?” tanya JL sambil menepuk bahu alif pelan.
alif tersentak, “Apa?”
“Kau mau pulang tidak?” ulang  yeye dengan kesal “Jika ada orang yang berbicara padamu dengarkanlah. Jangan malah melamun sendiri.”
“Oh baiklah, mari pulang,” alif ikut berdiri seperti yang lain.
“alif, apakah yeye boleh kuantarkan pulang?” tanya jeje “Karena JL tadi berangkat dengan naik taksi, kau yang mengantarkan JL pulang. Bagaimana?”
alif menatap wajah yeye, jeje dan JL bergantian kemudian mengangguk pelan. “Ya, antarkan saja dia pulang. Biar aku yang mengantarkan JL.”
***
“Apa yang dikatakkan jeje padamu?” tanya JL saat ia dan Alif sudah berada di dalam mobil alif.
“Bagaimana kau bisa tahu jeje mengatakan sesuatu padaku?”
“Aku Cuma menebaknya dari raut wajahmu yang dua kali lebih keruh setelah aku dan dan yeye kembali dari kamar mandi,” kata JL sambil tersenyum “Apa yang ia katakan padamu?”
alif mengetuk-ngetuk setir mobilnya kemudian mendesah pelan, “Dia menanyaiku apakah aku menyukai yeye atau tidak?”
“Lalu kau jawab apa?” tanya JL bersemangat.
“Aku bilang tidak. Aku tidak menyukai yeye,”
JL menggeram kesal, “Kenapa kau bodoh sekali Alif rizky. Bisakah kau berhenti bersikap munafik dan mengingkari perasaanmu sendiri? Lihat apa yang kau lakukan. Secara tidak langsung kau memberi kesempatan untuk jeje. Bagaimana jika mereka berdua benar-benar pacaran?”
“jeje sudah menceritakan padaku bahwa dia berencana ingin meminta yeye menjadi pacarnya dalam waktu dekat ini.”
“ALF RIZKY!”
Dengan emosi alif menepikan mobilnya yang melaju dengan kecepatan tinggi dan mengerem mendadak. Menyebabkan mobilnya hampir membentur bahu jalan.
“Bisakah kau mengendalikan emosimu?” bentak JL.
”Bisakah kau tidak memancing emosiku terus-terusan?” balas alif tak kalah sengit “Baiklah, aku harus mengacungimu jempol karena kau bisa membaca perasaan yang sudah kusimpan bertahun-tahun. Tapi tolong, JL, meski kau tahu apa yang kurasakan kau sama sekali tak bisa mengerti perasaanku. Aku tak pernah berani menyatakkan perasaanku padanya karena yang kupertaruhkan adalah persahabatan kami. Bagaimana jika yeye menolakku? yeye tak pernah menunjukkan ketertarikannya padaku. Ia selalu memuji semua laki-laki yang ia temui, padahal aku sendiri adalah laki-laki dan tampaknya ia melupakan fakta itu.  Selama ini ia hanya menganggapku tak lebih dari seorang sahabat. Aku hanya memiliki dua opsi, antara selalu bersamanya sebagai sahabat atau nekat menyatakan perasaanku padanya dan membiarkan persahabatan diantara kami kandas. Menurutmu aku harus bagaimana?”
***
alif membuka pintu apartemennya dengan perasaan kacau. Hari ini benar-benar buruk. Yang ia inginkan hanyalah cepat tidur. Tidur adalah satu-satunya pelarian dari segala kegilaan yang ia alami hari ini.
Ponsel disakunya bergetar ketika alif akan menyalakan lampu ruang depannya. Laki-laki itu mengerang kemudian merogoh sakunya dengan kesal.
Yeye
alif menghela nafas, berusaha meredakan sesak yang mendadak menghantam dadanya. Laki-laki itu menatap nama Yeye yang tertera di layar ponselnya, terjebak diantara keinginan untuk mengangkat panggilan gadis itu dan mendengar suaranya atau mengabaikannya demi menghindari kemungkinan akan kabar buruk yang akan makin membuatnya sakit hati.
Dengan ragu, Alif menekan tombol terima.
“Hai,” terdengar suara Yeye diseberang sana.
“Hai.”
“Kau sudah pulang?”
“Aku baru saja masuk ke apartemenku.”
Terdengar Yeye menarik nafas “Dengar, Jeje baru saja menyatakan perasaannya padaku.”
Sudah kuduga. Betapa bodohnya aku masih nekat mengangkat teleponnya.
”Lalu?” kata Alif, pura-pura antusias namun gagal. Nada bicaranya malah terdengar menyedihkan.
“Dia juga menciumku. Sebuah ciuman singkat. Hanya sedetik.”
Oh Tuhan, bolehkah aku membuka jendela apartemenku kemudian melompat dari sana?
“Wow kau pasti senang sekali. Bukankah khayalanmu ketika kita di kafe tempo lalu akhirnya tercapai?” sebuah kehampaan terdengar begitu kentara dari suara Alif.
“Saat itu aku hanya berkhayal,” bantah Yeye “Jujur aku malah merasa bersalah. Entah karena apa dan entah untuk siapa rasa bersalahku ini.”
Adakah harapan bahwa rasa bersalahmu itu untukku?
“Apakah kau sudah memberi jawaban?” tanya Alif. Laki-laki itu berharap bahwa Yeye mengatakan tidak untuk Jeje.
“Aku memintanya memberiku waktu untuk berpikir. Entah mengapa menurutku seminggu berkenalan lalu memintaku menjadi pacarnya terasa terlalu cepat dan buru-buru. Aku tahu, aku tak punya alasan untuk menolaknya. Dia tampan, baik, berpikiran dewasa, bijaksana, dan perhatian. Singkatnya, dia benar-benar tipeku. Tapi . .entahlah, seakan ada sesuatu yang mencegahku untuk memberikan jawaban saat itu juga.”
Jika kau mau tahu nona Yeye, aku tak henti-hentinya berharap bahwa kau mengatakan tidak pada laki-laki itu sejak ia mengakui perasaannya didepanku tadi.
“Pikirkanlah baik-baik. Jangan sampai kau menyesali keputusanmu.”
“Kau tahu, aku malah memikirkanmu.”
Jantung Alif terasa langsung macet.
Memikirkanmu?
“Apa maksudmu?”
Tak ada jawaban.
        yeye?”
“Jika aku menjadi pacar Jeje, bagaimana denganmu? Kita selama ini selalu bersama-sama. Jika aku menjadi pacarnya . .”
Alif terhenyak mendengar suara isakan Yeye. Gadis itu tak bisa menyelesaikan kata-katanya karena tangisnya makin keras.
“Yeye, jangan jadikan aku sebagai penghalang kebahagiaanmu. Kalau kau memang menyukainya terima saja tawarannya. Aku tidak masalah. Suatu saat mungkin . . . mungkin . . aku juga akan menemukan kebahagiaanku sendiri.”
Terdengar suara bersitan hidung, “Begitu? Mm . . baiklah aku akan mempertimbangkannya.”
“Oke. Berhentilah menangis. Segeralah beristirahat.”
“Selamat malam, Alif.”
Alif masih berdiri mematung ketika Yeye memutuskan sambungan telepon.
Sepertinya kata ‘Bodoh’ benar-benar bisa mewakili tindakan yang ia ambil. Alih-alih berterus terang kepada Yeye tentang perasaannya sebelum terlambat, Ia malah mendukung Yeye jika gadis itu benar-benar menyukai Jeje.
Bagaimana jika besok pagi Yeye menemuinya dan mengatakan bahwa Ia dan Jeje resmi berpacaran?
Alif mencengkeram ponselnya dengan erat, seakan ingin meremukannya saat itu juga.
“Dia juga menciumku. Sebuah ciuman singkat. Hanya sedetik.”
Alif melempar ponselnya keujung ruangan. Laki-laki itu mengacak rambutnya frustasi. Ya Tuhan, Kenapa ia begitu pengecut untuk mengakui perasaannya? Dan, diantara milyaran gadis di muka bumi yang bisa disukai oleh laki-laki hampir sempurna seperti Jeje, kenapa Jeje harus menyukai sahabatnya?
***
Yeye berjinjit diantara kerumunan mahasiswa yang akan keluar dari ruang kelas siang itu. Kepalanya menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari sosok Alif-.
“Apa dia tak berangkat ke kampus?” batin Yeye.
Gadis itu baru akan melangkah pergi ketika seseorang menepuk bahunya. Yeye berbalik dan bersiap meneriakkan nama sahabatnya dan menyadari bahwa orang yang tadi menepuk bahunya bukanlah Alif.
“Hai,” sapa Jeje sambil tersenyum.
“Hai juga,” Yeye membalas sapaan Jeje tanpa berusaha menutupi ekspresi kecewa di wajahnya.
“Apa yang kau lakukan di jurusan teater?” tanya Jeje “Bukankah kau berasal dari jurusan musik?”
“Aku mencari Alif, tapi sepertinya dia tak berangkat kuliah hari ini,”
Jeje mengangguk-angguk mengerti. “Mau kuajak ke suatu tempat?”
***
Ternyata Jeje mengajak Yeye ke atap gedung fakultas hukum.
“Kau belum pernah kesini?” tanya Jeje.
Yeye menggeleng. “Aku dan Alif lebih menyukai menghabiskan waktu di bukit di belakang kompleks universitas.”
Jeje yang sudah duduk bersila sambil menghadap ke pemandangan taman kampus menepuk tempat disampingnya, memberi isyarat kepada Yeye untuk duduk disampingnya.
Yeye duduk disamping Jeje kemudian menoleh ke laki-laki itu, “Soal yang kemarin . .”
“Jika kau memikirkan sesuatu tentang kemarin malam, aku juga memikirkan sesuatu,” kata Jeje sambil menoleh ke Yeye, menatap gadis itu tepat di manik matanya “Berikan kesempatan kepadaku untuk mengatakannya duluan. Kau tidak keberatan kan?”
Yeye mengangguk.
Jeje menarik nafas panjang kemudian mulai bicara, “Kau tahu aku menyukaimu. Kemarin aku sudah mengakui perasaanku padamu kan? Aku harus mengakui aku jatuh cinta padamu kali pertama kita bertemu. Dan aku juga tahu kau tertarik padaku saat itu. Asal kau tahu aku menyimak pertengkaranmu dengan Alif dan mendengar namaku disebut-sebut saat itu.”
“Lalu?”
“Aku menyimpulkan sesuatu,”
Yeye menatap Jeje dengan tatapan tak mengerti. Jeje meliriknya kemudian melanjutkan, “Mungkin selama ini kita terlihat cocok. Kita bisa mengobrol banyak hal tanpa takut kehabisan bahan obrolan, kita bisa saling bercanda tanpa takut bahwa candaan kita sebenarnya sama sekali tidak lucu, kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam di saluran telepon atau saling membalas pesan singkat, dan yang terpenting kita tertarik satu sama lain. Tapi aku menyadari, setelah semalaman berpikir, bahwa sebesar apapun ketertarikanmu padaku dan sebesar apapun aku mencoba untuk membuatmu makin menyukaiku, itu semua sia-sia. Tanpa kau sadari kau sudah memberikan hatimu kepada orang lain. Orang lain itu bukan aku, tapi Alif Rizky.”
Yeye terperanjat, “Jeje~a . .”
“Kau mungkin selalu meresponku dengan hangat dan antusias, Yeye. Tapi kau tak pernah bisa jadi dirimu sendiri dihadapanku,” lanjut Jeje “Kau selalu terlihat lebih ekspresif, lebih bebas, lebih percaya diri dan . . . lebih menikmati dirimu ketika bersama Alif. Ketika kau bersamaku aku bisa melihat dari wajahmu bahwa kau seperti menahan sesuatu.”
Yeye terpekur. Menatap kuku-kuku jarinya dengan batin yang mendadak penuh dengan pertanyaan. Gadis itu menahan nafas ketika merasakan tangan Jeje mengenggam tangannya.
“Berusahalah jujur pada perasaan dan hatimu Yeye. Mungkin kau selalu menganggap perasaanmu pada Alif hanya sebatas sahabat dekat sejak kecil. Tapi kau tak pernah tahu hati kecilmu selalu berharap lebih dari Alif. Begitu pula sahabatmu itu, kalian hanya terlalu sibuk berputar-putar disatu titik, berusaha mengingkari perasaan satu sama lain.”
“Bagaimana denganmu?” tanya Yeye.
“Kau tak perlu mengkhawatirkanku,” kata Jeje sambil tersenyum “Aku bersyukur mendapat kesempatan untuk mengenal gadis sepertimu. Mungkin aku tak bisa menjadi kekasihmu, tapi aku sudah jadi orang yang cukup berjasa karena menyadarkanmu akan perasaanmu yang sebenarnya. Bukankah itu cukup keren?”
Yeye menatap Jeje lekat-lekat. Gadis itu meraih leher Jeje dan memeluknya erat-erat. Yeye dapat merasakan tubuh Jeje menegang dalam pelukannya tapi tak berapa lama kemudian laki-laki itu membalas pelukan Yeye.
“Terimakasih.”
***
Alif men-dribble bola basket di tangannya sambil memfokuskan tatapannya ke ring. Setelah merasa tembakannya tak akan meleset, laki-laki itu melemparkan bola basket di tangannya ke ring. Tapi sayang sekali, tembakannya meleset. Alif menangkap bola yang memantul ke arahnya dan duduk ditengah lapangan basket.
Alif menatap langit malam diatasnya sambil membelai-belai bola basket di pangkuannya.
Hari ini ia memutuskan untuk bolos kuliah. Ia benar-benar tidak mau mengambil resiko untuk menghadapi kabar buruk. Bagaimana jika seusai kuliah Yeye tiba-tiba datang ke kelasnya lalu memamerkan status barunya sebagai pacar dari Jefri Gurusinga? Membayangkannya saja sudah membuatnya bergidik ngeri.
Ya, dia memang terkesan pengecut. Tapi ia harus jujur tentang kemampuannya sendiri. Ia benar-benar tidak mampu menahan rasa sakit jika Ia harus menghadapi kenyataan bahwa Ia harus ‘membagi’ Yeye dengan laki-laki lain dan laki-laki yang baru datang itu akan mendapat perhatian dan curahan perasaan Yeye lebih besar dari yang ia terima selama bertahun-tahun ini.
“Kau pasti haus.”
Alif merasakan sesuatu yang dingin menempel di pipinya. Laki-laki itu mendongak dan mendapati Yeye menunduk menatapnya sambil menempelkan kaleng soda di pipinya.
“Yeye, bagaimana kau tahu aku disini?” tanya Alif agak kaget.
“Aku mencarimu di apartemen dan di bukit belakang universitas, tapi kau tidak ada disana. Lalu aku ingat bahwa jika kau banyak pikiran kau suka bermain basket di lapangan SMA kita saat malam hari. Kau biasanya mengajakku untuk menemaniku. Tapi kali ini kenapa tidak?” tanya Yeye kesal.
“Aku sedang banyak pikiran dan benar-benar butuh sendiri,” sahut Alif sambil merebut kaleng soda ditangan Yeye, membuka tutupnya, lalu menenggaknya dalam beberapa kali tegukan.
“Apa yang sedang memenuhi pikiranmu?” tanya Yeye.
Alif berkonsentrasi menghabiskan sisa soda yang tersisa di kaleng, tampak menimbang-nimbang.
Tak ada cinta yang tak diungkapkan, kecuali oleh mereka yang terlalu mencintai dirinya sendiri. Mungkin ini adalah saat yang tepat untuk menekan harga diri dan rasa pengecutmu. Lebih baik mengakuinya disaat yang terlanjut terlambat daripada membiarkan perasaanmu lapuk digerogoti kekecewaan.
“Kau.”
Yeye tersenyum. “Wow, betapa kuatnya chemistry kita. Mau kuberi tahu sesuatu? Ketika aku memenuhi pikiranmu, kau juga sudah berlarian di otakku seharian ini.”
“Aku serius, Yeye.”
“Aku juga belum pernah seserius ini sebelumnya,” Yeye masih tersenyum lebar.
“Aku ingin mengatakan sesuatu yang penting padamu, tapi kau membuat segalanya jadi terasa susah. Lagipula, kau sudah memiliki pacar. Berhenti bersikap seperti itu padaku atau orang-orang dan bahkan Jeje sendiri bisa menyalah artikan hubungan kita.”
“Sejak kapan aku punya pacar? Apa kau berhalusinasi, Alif Rizky?” Yeye menyentuh dahi Alif .
Dengan emosi Alif menghempaskan tangan Yeye lalu melemparkan kaleng soda di tangannya sembarangan, “Yedi Yelia! Berhentilah membuatku frustasi! Kau membuat semua kata-kata yang sudah kusiapkan tak akan pernah sempat terucapkan jika kau begini terus. Berhentilah bertindak konyol seperti ini.”
Yeye mencengkeram pergelangan tangan Alif lalu menatap laki-laki dihadapannya dengan tatapan tajam “Kau mau mengatakan apa? Mau mengatakan bahwa kau menyimpan perasaan padaku selama ini? Baiklah, mari kita buat sederhana Tuan Alif. Aku juga merasakan hal yang sama padamu.”
Alif membelalakan matanya “Ba . . Bagai . .”
“Bagaimana aku bisa tahu? Kau pikir aku tidak peka selama ini? dan satu lagi kau harus berhenti bersikap sok rendah diri dan menganggap semua sikap yang kutujukan padamu hanyalah untuk menggodamu. Mulai malam ini kita harus sepakat untuk tidak saling menyembunyikan apapun satu sama lain. Setuju?”
Alif mengerjap-ngerjapkan matanya. Kebingungan sekaligus rasa bahagia menghantam ulu hatinya. Ia sedang tidak bermimpi kan?
“Ternyata sudah pukul Sembilan malam,” kata Yeye sambil mengecek jam tangannya “Aku harus pulang.” Yeye mendongakkan kepala dan memandang Alif dengam senyum terkulum, gadis itu mengedipkan sebelah matanya lalu menyentuh pipi Alif “Tak keberatan kan jika aku pulang duluan? Pastikan kau nanti tidur nyenyak . . . Yeobo.”
Alif menarik Yeye ke pelukannya “Bisakah kau disini lebih lama lagi?”
“Aku bisa bilang apa jika kau minta begitu?” kata Yeye sambil menumpukan dagunya ke bahu Alif.
“Bagaimana dengan Jeje?”
“Kau harus bersyukur bahwa alih-alih memaksaku untuk menerimanya, Jeje menyadarkanku tentang perasaanku. Kalau bukan karena dia, aku tak akan repot-repot datang kesini. Dan mungkin saja aku sekarang sedang candle-light dinner romantis bersamanya, membiarkanmu meratapiku disini sampai pagi.”
“Cih, percaya diri sekali kau,”
“Melihat raut wajahmu yang begitu horor setiap aku dan Jeje mengacuhkanmu aku merasa patut untuk percaya diri.”
“Oke, terserah,” Alif mengeratkan pelukannya “Bisakah kau mengulangi yang tadi kau ucapkan.”
“Yang mana?”
“Yang kau ucapkan setelah kau memintaku tidur nyenyak.”
“Yeobo?”
“Ya, sering-seringlah memanggilku dengan panggilan itu.”
“Akan kupertimbangkan,” Yeye memutar kepalanya sedikit, memosisikan mulutnya tepat di depan telinga Alif “Ngomong-ngomong Alif Rizky, kau ketinggalan berita baru karena bolos hari ini. Ada mahasiswa baru lagi, yang ini jauh lebih tampan dari Jefri Gurusinga. Ketampanannya benar-benar tidak manusiawi. Kalau untuk yang satu ini, aku dengan senang hati akan bergabung dengan junior kita yang mengejar-ngejarnya. Kalau perlu, seperti katamu, aku akan menyiapkan yel-yel, pompom dan bahkan gerakan akrobatik ala cheerleaders untuk menyambutnya di parkiran.”
“YAK! KAU BOSAN HIDUP YEDI YELIA?”
End

Bagaimana dengan FF ini? Ini adalah FF dari MyungZy Couple
Tp aku mengubahnya menjadi YeLif Couple .
Untuk FF Chapter Love Rain, Akan Ku Lanjutkan Besog ..Jadi Tetap Stay Untuk Menunggu FF Abal-abal dariku .
Oh Ya! Terimakasih sebelumnya buat yang udah baca FF dariKu ..
Jangan Bosan Untuk Mengunjungi Blog Ini, Disini Aku Mem-posting FF dari I-Pop Sampai K-Pop . Aku juga memberika beberapa info2 dan foto.
 ..
OK.!! Sampai ketemu di Postingan Selanjutnya